Aku tidak MENULIS sejarah..tapi kusedang MENGKAJI sejarah..agar kudapat MENGUKIR sejarahku sendiri..

Jumat, 17 Desember 2010

Ininnawa

Mana yang lebih HARAM ?

Maaf saudara Dyong. Lagi-lagi aib anda jadi topik ininnawaku hari ini..
............................................................................................

Dyong, pemuda pemimpi itu kini tinggal sendiri di Pulau Bali. Sendiri, dalam artian ia tidak punya sanak keluarga dan bahkan kenalan sekampung di rantau jauh. Namun ia selalu ingat pesan orang tuanya. "Ana'.. padaitu laona narEkko icammingi alEta. NarEkko mapacii'i na makessing jakka-jakkana bEluwa'mu, makkessing matoitu muita alEmu ri cammingngE. Makkomatoi paimeng padatta rupa tau.. narEkko makessingngi' lao ri padatta, makessingtohatu lao ridi'.. " (Anakku, ibarat berdiri didepan cermin. Sekiranya kau berpakaian rapi serta menyisir rambut dengan baik, maka bayanganmu dalam cermin itu akan kelihatan baik pula. Demikian pula halnya dengan sesama manusia, jika kau bersikap baik kepadanya, maka iapun akan sersikap baik pula kepadamu..).

Dalam waktu yang tidak terlalu lama, Dyong pun memiliki banyak teman. Dasar anak jalanan, iapun punya kenalan baik dimana-mana. Mereka terdiri dari anak Sanur setempat dan beberapa pula antaranya pemuda Arab yang tinggal disekitar Jalan Sulawesi, Denpasar. Namun pergaulannya dengan berbagai kalangan remaja sekitarnya membuat penyakit lamanya kambuh. Malah agaknya lebih parah lagi. Si Dyong mabuk lagi.. Mabuk lagi, seperti judul lagu dangdut.

Arak Bali agaknya mudah didapatkan diseluruh permukaan Pulau Bali. Cairan bening namun sekeras larutan spirtus itu dapat dibeli pada setiap warung-warung kecil yang bertebaran pada hampir setiap sudut jalan. Dengan uang Rp. 1.500,-(Th. 1990), maka dijamin sudah bisa teler. Tanpa sanak saudara yang dapat menegur atau mengingatkan, si Dyong selalu mabuk tiap malam. Pemuda yang kini gondrong lagi  itu menjadi alkoholik. Ia tidak dapat menyebut "RRRRrrr" keesokan harinya sebelum meneguk setengah gelas arak. Namun uniknya, iapun tidak pernah meninggalkan shalat lima waktunya. Walaupun kadang ia sholat isya dengan oleng sambil melafadzkan surah Al-Alaq bercampur An-Nas.. Astaghfirulloh.

Waktu merambat tak terasa. Dyong menjalani pola hidupnya dengan semakin liar. Tatto beraneka macam motif kini memenuhi punggungnya. "Ananda tetap dalam lindungan dan limpahan rahmat Allah SWT, ..serta senantiasa mengingat pesan Ayah dan Ibunda tercinta..", demikian selalu ditulis pada awal surat-suratnya yang terkirim tiap bulan ke orang tuanya. Dasar anak pembual !. Padahal bahkan kini ia sudah berkenalan pula dengan obat-obat bius yang diraciknya sendiri. Kadang-kadang ia mengambil jamur-jamur kecil yang tumbuh diatas kotoran sapi (Jamur Sampi), lalu diraciknya dan dimakannya pula. Bahkan suatu ketika iapun pernah bereksprimen, meminum tablet "Napacin" sebanyak 3 butir sekaligus. Hasilnya lumayan, ia bisa tertawa ha ha hi hi selama sehari penuh dikamarnya.

Pada suatu hari, Shodiq si pemuda Arab mengajaknya makan-makan di pelataran Bali Beach Hotel. " lagi banyak duit, nih ?", seloroh si Dyong. "Gak juga, cuma kebetulan aja arisanku naik", sahut pemuda mancung itu santai. Setibanya di restauran pantai itu, mereka memilih meja yang agak dekat dengan bibir pantai Sanur, mengahadap pemandangan Pulau Nusa Penida nun jauh diseberang sana.

"Permisi, mau pesan minum apa dulu..?", tanya Waitress dengan ramah.
"Dyong pasti mau minum Bir, ya ?", sergah Shodiq sambil membaca daftar menu.
"Iya, dong ?. Masa iya Fanta sih ? Minuman bayi itu..", canda si Dyong.
"Ok, kalau begitu tolong ambilkan Large Beer 3 botol dan Fanta 1 botol.."
"Terus makannya, pak ?", tanya waitress sambil menulis pesanan itu.
"Dyong mau makan apa nEEh ?", balik si Shodik.
"Aha, apa aja.. Kalo aku sih, yang penting minumnya mantap..", jawab Dyong malas.
"Kalau begitu, Sate Sapi 1 Porsi dan Sate Babi 1 Porsi plus nasi putih 2 piring.."
.................................................................................
" Busyet juga nih si Arab. Masa iya makan Babi juga ?! Dasar Arab linglung..", pikir Si Dyong sambil menikmati teguk demi teguk Bir Bintang yang berlimpah didepannya. Sementara si Shodiq sekali-kali menghirup straw yang terpancang dalam botol Fanta Strawbery yang dipesannya. Ia mengeluhkan perihal pertunangannya dengan seorang kerabat ayahnya yang tinggal di Surabaya. "Waah, brEkElhE juga nih urusan. Masa iya aku mau ditunangkan dengan seorang gadis yang tidak kucinta ?!"..

Setelah Bir Bintang sudah "menguap" 2 botol, akhirnya sate pesanan mereka dihidangkan juga. Dua porsi sate panas mengepul membangkitkan selera keduanya.
"Mana sate babinya ?", tanya Shodiq.
"Niki, pak..", jawab Waitress dengan logat Balinya yang kental.
"O ya, berikan sama mas itu..", kata Shodiq sambil menunjuk Dyong.
"Ha ?!!.. aku tidak makan Babi, Diqq !", sergah Dyong terkejut.
"Lho, emangnya kenapa ?"
"Aku khan Orang Islam seperti kamu juga !"
"Iyyaa, aku tahu.. tapi kamu suka minum Khamr juga, khan ?"
"Iya memang, ..tapi Babi khan Haram..", tangkis si Dyong.
"Wee.. mana yang lebih haram Babi atau Alkohol ?"
"............... ??"
"Dimana ada dalil yang mengatakan jika Babi lebih haram dari pada minuman keras ?", berondong si Shodiq... "Makanya, jika kau sudah meminum minuman keras, maka makan pulalah daging babi, anjing, kucing atau yang lainnya. Lakukan pula perbuatan haram lainnya. Jangan setengah-setengah melakukannya.. "
.................................................................................................

Pengalaman kecil tapi sangat bermakna bagi Dyong. Secercah sinar mulai menyala kembali dalam ruang hatinya yang selama ini gelap gulita. Rasa takut dan segan melakukan dosa sedikit demi sedikit mulai timbul di benaknya yang berambut tebal itu.

Hingga dalam suatu kesempatan, ia mengikuti sebuah pengajian Agama Islam yang diselenggarakan keluarga besar Shodiq. Ketika tiba pada sesi acara tanya jawab, Dyong yang nyelEnEh itu mengajukan pertanyaan. "Pak Udstaz yang terhormat, apakah sebabnya Tuak Manis itu halal, sementara Tuak Pahit itu haram ? Padahal, keduanya keluar dari batang pohon yang sama..". Sang Udstaz menjawab : " jawabannya sama halnya dengan sesuatu yang keluar dari lubang pantat bebek. Telur yang keluar dari lubang itu halal dimakan, sementara yang lainnya (Tai) yang juga keluar dari lubang yang sama, haram dimakan. Nah.. pilih yang mana ?" .. Subhanallah, Si Dyong kini tidak cekik botol lagi...

Wallahualam Bissawwab...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar