Aku tidak MENULIS sejarah..tapi kusedang MENGKAJI sejarah..agar kudapat MENGUKIR sejarahku sendiri..

Sastra Ogi

Sekilas tentang Sastra Bugis


"Keajaiban BAHASA !", kalimat itulah yang terucap ketika kubenamkan diriku dalam "telaga sastra Bugis". Fenomena keterbatasan wawasanku terhadap seni sastra mengatakan, " inilah taraf tertinggi sebuah kreatifitas berbahasa ". Bagaimana tidak ?. Dari sebuah bangsa timur yang budaya teknologinya biasa-biasa saja (kalau tidak bisa dikatakan agak terbelakang) tetapi mampu mengembangkan budaya tulis menulis sejak 14 Abad yang lalu. Sebuah karya sastra terpanjang di dunia tercipta pada abad VII (menurut R.A.Kern yang didukung Prof. Fachruddin A.E - 1999) yang dikenal sebagai I Lagaligo. Namun lebih daripada itu, bangsa pemakai sarung ini mampu menciptakan "aksara Lontara" yang merupakan salahsatu aksara dunia.

Menelusuri lebih jauh dari pinggir telaga sastra ini, kekagumanku semakin tak terkatakan lagi. Kudapatkan jika seni sastra ini terdiri dari segala unsur kebahasaan yang terjalin rapi secara dinamis. Siapapun tidak akan mampu menyelaminya lebih jauh jika ia tidak memiliki pemahaman Budaya Bahasa Bugis yang memadai. Siapapun juga tidak mampu menikmatinya secara "utuh" jika tidak memiliki kemampuan membaca Aksara Lontara dengan baik. Namun membaca Aksara Lontara hanya dapat dilakukan jika piawai berbahasa Bugis dengan fasih. Sungguh sebuah kreatifitas sastra yang memadukan unsur tulisan, bunyi dan kias dengan apresiasi sastra yang tinggi.

Sastra Bugis terdiri dari 3 jenis, yakni : Elong Ogi, Pau-Pau ri Kadong dan Sure'. Menyesuaikan Laman Blog ini, penulis mencoba menguraikan jalinan Elong Ugi yang juga memiliki karakteristik berbeda dari bahasa Bugis sehari-hari. Berdasarkan kandungan isinya, Elong Ugi dapat dikategorikan menjadi 3 bagian, yaitu :
1. Pammulang Elong  = Permulaan syair yang mengutarakan permohonan maaf sebagai pembukaan.
2. Elong Assimellereng = Syair yang menghaturkan makna cinta, pujian, benci, sindiran dll.
3. Elong Toto = Syair yang memaknai nasib, takdir, ratapan, kepedihan rindu tak sampai, dll.

Akhirnya kuhaturkan rangkaian syair Elong Ogi ini sebagai wujud cintaku terhadap khasanah budaya  leluhurku yang senantiasa  membunyikan genta "Siri-PaccE" di relung-relung hatiku paling dalam.. Syair yang senantiasa mendengung melalui nafas abdi jiwaku...

PAMMULANG ELONG

TabE' matu' makkElokku
Malesso timuawa'
Taddampengengmuna'

Kupohonkan perkenan bila kunyanyikan laguku
Andai berlebih kata dari mulutku
Kiranya aku dimaafkan

Mariolo addampekku
Rimonri mani monro
Ellau simakku

Kuawali dengan permohonan maaf
Pada penghujungnya kuletakkan
Permohonan pamitku

Massimangna' uwakkElong
Masala Elongawa'
Aga kutobengngo

Izinkan kulantungkan laguku
Andai nyanyianku buruk adanya
Karena aku memanglah dungu

Bonngo' mEmengnga' ujaji
Apa' baiccu'mopa'
NamatE nEnEku'

Benar kuterlahir dungu
Karena sejak kumasih kecil adanya
Nenekku telah wafat

PolE pasenna nEnEku
MasallEniga lolang
Toripabiukku

Menurut pesan nenekku
Mungkinkah sudah bebas adanya
Para pelindungku yang telah tiada

Biu mana' uwissengngi
AlEku natarana'
Sara ininnawa

Nantilah setelah yatim kubaru mengerti
Diriku dipelihara (diasuh)
Oleh penderitaan batin

Ininnawa aggangkano
Rappe' natuddu' solo'
TemmappangEwaku

Duhai, batinku... cukuplah sudah
Terdampar dalam terpaan arus
Bersama pasrahku...

Sabbara'no musukkuru'
Mugalung To Kalola
Muallong-longi

Bersabar dalam kesyukuran
Bagai sawahnya orang Kalola *
Membubung tinggi ke angkasa

* Sebuah sawah di Kampung Kalola bernama : La Sogii
   diartikan dalam bahasa syair sebagai "kaya hati"

REkkua temmuissengngi
GalungngE ri Kalola
La Sogi asenna

Andai kau tak tahu
Sawah di Kalola
Si Kaya, namanya ...

Asogireng ri lElEang
Uturung uwakkeda
Pennoni bolaku

Jika kekayaan yang diperjajakan
Aku turun seraya berujar
Penuhlah sudah rumahku ...

MasE-masE ri LElEang
Utellong uwakkeda
Pennoni bolaku

Jika budi yang diperjajakan
Kumenjenguk keluar seraya berujar
Penuhlah sudah rumahku ...

Mabbukkaa masE-masEya'
Nakelli' ana' manu'
Barebbu masEku

Kubuka buntalan budi
Menjeritlah ia bagai anak ayam
Serpihan budiku

Massessa' masE-masEa'
Na pitu lEkko saloo'
Nasanrang masEku

Kucuci budi ini
Pada tujuh kelokan sungai adanya
Penuh oleh budiku

Maddakko masE-masEa'
Gangkanna Luwu SoppEng
Leppiina masEku

Kujemur budi ini
Hingga Luwu Soppeng adanya
Penuh oleh budiku

Malleppii masE-masEa'
SittanrE Latimojong
Leppiina masEku

Kulipati budi ini
Setinggi Latimojong adanya
Lipatan budiku

Mappangujuni masEku
Sadiatoni sompe'
Koromai baja

Berkemaslah budiku
Siap menuju pelayaran
Pada esok hari

Sompe'ni ronnang masEku
Malliwengpuluu toni
Lawangeng Latimojong

Berlayarlah sudah budiku
Melampaui pegunungan
Hingga alam Latimojong

Latimojong pong matanrE
Buwengeng masE-masE
Salo mEnraleng

Latimojong puncak tertinggi
Tempat pembuangan budi
Pada dasar sungainya yang terdalam

MasE-masE maittano
Ripasang waju renni
Ludunni alEmu

Duhai, Budi. Telah lama engkau ..
Dikenakan bagai baju kekecilan
Lepaslah sudah dirimu ........................................



ELONG ASSIMELLERENG (1)

Siduppaka' nacabbiruu
Iyami napuada
Sappaako laingngE

Kuberpapasan, ia tersenyum
Tiada lain ia katakan
Carilah yang lain

PEkkona' sappaa laingngE
Engkagaro duwanna
AnrEna matakku

Bagaimana mungkin kucari yang lain
Adakah duanya
Yang memikat mataku

PolEna' palElE winru
Tenre' kutuju mata
Padammu silise'

Kutelah mencari kemana-mana
Namun tiada jua kudapatkan
Yang menyamai dirimu

MabEla mu risompeeri
Apa' ri pauwwangnga'
Balala padammu

Namun jauh kau kudatangi
Sebab telah kudiberitahu
Jarang  tandinganmu

Mauwa' sompe' ri Jawa
Sappaa'i senrapammu
Tenre' kulolongeng

Walaupun kumerantau hingga di Jawa
Mencari yang sepadan dirimu
Namun tiada kudapati jua

PolEna' palElE cinna
Sappaa'i sippadammu
Tenre'sa padammu

Kutelah mencoba mengalihkan harapan
Mencari seseorang yang kiranya menyamaimu
Namun tiada jua yang sama denganmu

SEnge' lalowa' ri mula wenni
kubali sEnge' tokko
Ri giling tinroku

Kenanglah daku diawal malam
Agar dikau kukenang pula
Dikala kumenggeliat dalam tidurku

SEnge'ka simata jarung
Kubali sEnge' tokki'
Sipuppureng lino

Kenanglah daku walau sebesar lubang jarum
Agar dikau kukenang pula
Hingga seumur dunia

KEgo lEwuu mangkalungu
Matto'dang makkalilii'
Uwitao tinro

Dimana gerangan kau berbantal dalam baringmu
Membujur dalam geliatmu
Dikau kulihat dalam tidurku

Mannippia' ri wenniE
Manessa iko mua
Uwakkang matinro

Kubermimpi di malam hari
Jelas dikaulah jua
Kupangku dalam tidurku

Matinrooku mannippiiku
Iyami kuponippi
Ikomi kuwita

Saat kuterlelap, pastilah kubermimpi
Tiada lain yang hadir dalam mimpiku
Engkaulah yang kulihat

Upappadako cammingngE
Utimpa' baja-baja
Tekkubokorimmu

kau bagaikan cermin bagiku
Kuhadapkan wajahku dipermukaanmu tiap waktu
Takkan mungkin kumembelakangimu

Sangadi matE watangnga'
Mareppa' bulo-bulo
Kupaja massEnge'

Kecuali andai kumati terpaksa
Pecah bagai buluh
Maka usailah rinduku

Sangadi duai mEnrE'
Matanna tikkaa'EdE
Usala pangolo

Kecuali jika terbitlah dua
Sang matahari
Barulah mungkin aku keliru berpaling

MatEka' ala duwaE
Kutaro ri babuwa
Tenna iko mua

Aku mati andai ada duanya
Kusimpan dalam perutku
pastilah dikau jua

Akkitako ri kEtengngEdE
Alilii alibunna
Atikku ri lalengna

Pandanglah ke bulan diatas sana
Perhatikan lingkaran bulatnya
Hatiku ada didalamnya

Ana' uleng muita
Macoora puppuu benni
Padai nyawaku'

Lihatlah bintang
Berkilauan sepanjang malam
Seperti itulah jiwaku

Akkitako ri saloo'E
Maccolo' baja-baja
Atikku ri lalengna

Pandanglah sungai
Airnya mengalir sepanjang waktu
Seperti itulah hatiku

Maggulilingna' palElE winru
Naikomua utuju
Nawa-nawakku

Dari segala penjuru kumencoba mengalihkan kasih
Namun dikau jua
Yang ada dalam benakku

Dua tellu kerraiko
Inge'mu na matammu
Taro sompolongmu

Ada dua atau tiga hal yang menjadi kelebihan dirimu
Hidung dan matamu
Serta model sanggulmu

Iyasia minasakku
Alebbongpa malai
Assimellerengta

Tiada lain harapanku
Semoga liang lahadlah yang memisahkan
Cinta kasih kita

PEsona temmaggangkaaku
Iyapa nakkEwiring
Kame'pi linoE

Keyakinanku tak terbatas
Nantilah kiranya berakhir
Jika dunia kiamat adanya

UpomEnasai sia
Silise' kasa renni'
Pawalung tadua

Adalah cita-cita bagiku
Secarik kain kasa
Menjadi kain kafan kita berdua

UpomEnasai sia
Sitonra-tonra jari
LEtE ri Manipi

Adalah cita-cita bagiku
Saling berpegangan tangan
Meniti jembatan akhirat


IkoarE idi' arE
LEtE ri Manipi
Sitajengngi ri majEE'

Andai dikau ataulah daku
Meniti jembatan akhirat
Kita saling menunggu di gerbangnya

Ri majEE'pi mabbiccara
Ri TualenrEng pasi
Tomappasilolongeng

Di alam kuburlah nanti kita saling menyapa
Nantilah lagi di perbatasan negeri akhirat
Kita akan saling bertukar cerita

Tessitajenggi' ri MajEE'
Kuwapi ri Manipii'
Sita baja-baja

Andai kita tak saling menunggu di alam kubur
Nantilah setelah di negeri akhirat
Kita dipertemukan selamanya

.......................