Aku tidak MENULIS sejarah..tapi kusedang MENGKAJI sejarah..agar kudapat MENGUKIR sejarahku sendiri..

Sabtu, 06 November 2010

Lullaby Wijanna La Tamang Petta Palla'E

Pampawa Tinro

EE.. Puang, Addampengengngi atamMu
Puang MakkEataE ri AtanNa
Laa Ilaaha' IllalLaah
Muhammadarrasulullah


AssampEakko Nabi, Attula'ko Malaika'..
Nalinrungiko umma'mu 
Ri AtanNa Laa Ilaaha' IllalLaah
Muhammadarrasulullah



              (ElongkElong Pampawa Tinrona Petta Palla'E)

Yaa Tuhanku, Ampunilah hamba
Tuhan berkuasa terhadap hamba-Nya

Laa Ilaaha' IllalLaah
Muhammadarrasulullah


Tepiskanlah wahai Nabi, Tangkislah wahai Malaikat
Umatmu senantiasa melindungimu
Bagi sang hamba, Laa Ilaaha' IllalLaah
Muhammadarrasulullah 

   (Lagu Pengantar Tidur Baginda Petta Palla'E)

..............................................................................

Waktu ternyata tidak mampu menghapusnya. Masih segar dalam ingatanku.. Kain ayunan itu berwarna putih yang mengusam. Terikat erat pada seutas tali yang terbuat dari jalinan rotan yang terbungkus kain pula.. Menggelayut erat pada "pattolo" (pasak atas pada rumah panggung). Aku terayun dan terbuai nyaman didalamnya. Ibundaku menyanyikan kidung itu sambil sesekali mengayung lembut ayunanku.. Merdu suaranya masih terngiang dibenakku, meresap dalam hingga relung-relung hatiku paling dalam hingga saat ini... . Aku tak mengerti makna syair lagu itu, bahkan Ibundapun menyuruhku pada pamanku , ketika kutanyakan perihal lagu itu..

"Iyanaro pammanarengta polE ri Petta Palla'E, Ana'.. riElongkElongngi ri wettu maElo'i ripatinro wija-wijanna. Iyato riElong narEkko nakennaki sussa iyarE'ga lasa.." (Itulah warisan kita dari Petta Palla'E, Anakku.. Dinyanyikan untuk menidurkan para keturunannya. Ini pula yang dinyanyikan apabila kita tertimpa kesusahan atau sedang sakit..), demikian jawab Kakanda Ibundaku, yakni : Puekku Andi Bannace' pada suatu waktu. Tapi penjelasan itu cuma menguraikan "kegunaannya", pikirku. Maka kutanyakan lagi, "NaEkiya, agaro pallE lise'na ElongkElongEro, Puang ?" (Lalu apa makna yang terkandung dalam lagu itu, Tuanku ?). Beliau cuma menggeleng-gelengkan kepala, pertanda jika makna itu tidak boleh dituturkan pada sembarang waktu, begitu sakralnya.

.........................................................................

Elong Pampawa Tinro  sesungguhnya merupakan "Lullaby". Senandung pengantar tidur yang juga dikenal di masyarakat budaya Eropa. Walau sebenarnya bukan berfungsi sebagai pengantar tidur semata, melainkan juga sebagai senandung pelepas lelah dan bosan ketika sedang dalam perjalanan jauh. Khususnya pada masyarakat Bugis, lagu ini adalah sejenis "YaabElaaalE". Sebuah lagu pengantar tidur yang dilagukan bagi masyarakat umum. Sebuah lagu yang memohonkan harapan-harapan luhur bagi anak yang sedang ditidurkan.

Yaa BElaalEE..
La Baco' tuuoo..
Tuoko, na topada tuo
Mutuoo, mallongi-longi....

Yaa, Bilal..
Puteraku yang senantiasa hidup
Hiduplah, agar kita hidup bersama
Hidupmu, menjadi sesuatu yang tinggi diatas sana..

Maka BElaalE adalah pronounciation lidah Bugis yang berarti sebuah nama bernama : Bilal. Beliau adalah salah seorang sahabat terdekat Nabi. SAW yang dijamin sebagai salah seorang sahabat yang akan masuk Syurga. Beliau adalah bekas budak belian yang ikhlas dan ridla mengalami berbagai siksaan diluar batas prikemanusiaan, demi mempertahankan aqidahnya. Mulutnya senantiasa mengucapkan "Ahad..Ahad" ketika cemeti menghantam bertubi-tubi pada sekujur tubuhnya. Sementara ia juga ditelentangkan diatas pasir yang panas membakar sambil dadanya ditindih sebongkah batu besar. Belum pula ia terpanggang hidup-hidup oleh terik matahari yang menyengat kala itu. Namun tiada lain yang diucapkannya, "Ahad..Ahad..Ahad!".

Seorang manusia Bugis, dipohonkan harapan sebagaimana keteguhan dan ketabahan seorang sahabat mulia, yakni : Bilal Bin Rabbah Radiayallahu Anhu. Pengharapan yang sangat besar agar ia tumbuh sebagai seorang yang "Tawaddu" dengan memperoleh "kemuliaan" bukan disebabkan karena "keturunannya". Melainkan diperolehnya berkat : kadar Taqwanya kepada Allah SWT. Bilal adalah seorang bekas budak belian dari Habsyinia. Namun keutamaannya sangatlah agung sehingga Nabi Muhammad SAW menjodohkannya dengan saudara perempuan Umar bin Khattab ra. Maka bekas budak belian yang buruk rupa nan berkulit hitam kelam itu adalah saudara ipar seorang Amirul Mukminin dan juga seorang Khulafaurrasyidin. Sungguh, seorang Manusia Bugis sesungguhnya adalah seorang yang rendah hati.

Oh, Ininnawamu La Oddang...

Wallahualam bissawwab..

1 komentar: