Aku tidak MENULIS sejarah..tapi kusedang MENGKAJI sejarah..agar kudapat MENGUKIR sejarahku sendiri..

Kamis, 25 November 2010

Ininnawa ..

BANGGA ..

Sebuah kata yang definisinya belum pernah sempat kubaca dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Buat apa ?, pikirku. Anak kecil pun tahu, apa yang dimaksud "Bangga" itu. Sesuatu yang jika ditranslate ke Bahasa Inggris akan berarti "Proud", atau jika dikembangkan akan bermakna "Kehormatan". Namun lebih jauh lagi, akan menjadi " Riya' ", demikian istilah Ahlaqnya jika kita membuka buku Fiqhi.

Tetapi apapun itu, walau dikembangkan hingga kemana, "Rasa Bangga" adalah suatu motif dalam perasaan pada setiap diri yang didasari "Rasa Memiliki" terhadap sesuatu hal yang dianggap bernilai, demikian menurut otak dangkalku.
..................................................................................................

Aku bangga sebagai putera ayahandaku, karena beliau adalah ayahku. Wawasan berpikirnya serta pengetahuannya yang luas tentang banyak hal selalu membuatku kagum, hingga menurutku beliau adalah orang yang serba bisa.

Aku bangga terhadap "La Tenri Tatta Arung Palakka" karena aku adalah orang Bugis. Beliau seorang putera Bugis yang berani mempertaruhkan segala apapun yang dimilikinya, demi menegakkan harkat dan martabat para orang Bugis. Seluruh hidupnya didedikasikan hanya pada suatu cita-cita mempersatukan Orang Sulawesi dalam suatu wawasan berpikir "Sempugi" yang dikenal hingga kini.

Aku bangga terhadap "Buya HAMKA" karena beliau adalah salah seorang putera Bangsa Indonesia yang berpendidikan formal rendah sepertiku. Namun beliau mampu menyusun berbagai tulisan yang berkelas dunia. Tafsir Al Ashar adalah salahsatu karyanya yang dijadikan suatu kitab rujukan pada Perguruan Tinggi tertua di dunia, yakni : Universitas Al Ashar, Cairo.

Aku bangga terhadap Rasululullah Muhammad SAW karena beliau adalah Nabiku. Nabi yang kuharap dan kurindukan syafaatnya kelak dihari kemudian. Sebuah pribadi "Uswatun Hasanah" yang tidak memiliki cacat celah sedikitpun dari segala sisinya. Seorang tokoh sejarah yang yang dianggap sebagai Manusia paling berpengaruh dalam sejarah.

Aku bangga terhadap Mahatma Gandhi karena beliau adalah seorang Asia sepertiku pula. Sosok sederhana yang dibalut secarik kain putih lusuh, namun sangat disegani oleh para Imperialis Inggris. Sosok bersahaja yang memandang manusia lainnya dibalik kaca mata bundarnya, sebagai mahluk bumi dari budi dan dayanya. Terlepas dari bingkai Agama, Negara dan Sukunya.

Akupun bangga terhadap Abraham Lincoln sebagai umat manusia yang memandang harkat kemanusiaan adalah sama bagi setiap manusia. Beliau mengorbankan nyawa demi memperjuangkan penghapusan perbudakan di Amerika.

.....................................................................................
Maka "rasa bangga" terhadap sesuatu, tiada lain adalah "ke-Aku-an" (Egosentrisme ?) yang senantiasa berorientasi terhadap diri setiap orang. Sesuatu yang jika berlebihan, akan menjadikan fanatisme yang dalam arti negatif. Sebagai misal jika "sebagian" orang Yunani mengungkapkan : "Hanya ada dua jenis manusia di dunia ini, yakni : Orang Yunani dan Orang yang bermimpi menjadi Orang Yunani..". Ungkapan seperti itupun dapat pula ditemukan pada setiap suku bangsa di dunia ini.

Maka pantaslah jika Nabi Muhammad SAW mewasiatkan, bahwa seburuk-buruknya kaum adalah yang membanggakan leluhur maupun kaumnya, sementara ia sendiri tidaklah memiliki prestasi apapun. Maka dalam hal ini, adalah hal yang sangat arif sekiranya motif rasa bangga itu dijadikan sebagai keteladanan yang memotivasi diri untuk berkarya pada dunia.

Sungguh, rasa bangga dalam diri ibarat "gula darah" dalam tubuh. Jika berlebihan, akan menjadi penyakit dan bila kurang akan menjadi penyakit pula. Rasa Bangga berlebihan akan menjadi Riya yang justru akan manjadi api yang melahap segala amal ibadah. Namun jika tiada rasa bangga, maka jiwa akan jadi kerdil. Rasa bangga yang proporsional akan menjadi secercah sinar harapan bagi setiap orang, karena dalam mengarungi hidup haruslah senantiasa dibekali dengan harapan.

Menyangkut tulisan ini, kuwasiatkan pada Sangaji Adiguna, puteraku : Isilah hidupmu dengan hal-hal besar yang membawa kebaikan bagi umat manusia. Maka dengan itu "Para Pengagum" sepertiku, atau bahkan orang yang pastinya jauh lebih piawai akan menulis tentangmu dalam lembaran sejarah. Keturunanmu akan membanggakan dan meneladani sejarahmu.

Wallahualam bissawwab..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar