Aku tidak MENULIS sejarah..tapi kusedang MENGKAJI sejarah..agar kudapat MENGUKIR sejarahku sendiri..

Minggu, 22 Januari 2012

Iring-iringan Wija Sengrima Tune' ri Sompa

Sebagai bentuk cinta terhadap peninggalan seni dan kearifan budaya Bugis Makassar yang merupakan salahsatu aset identitas Bangsa, penulis beserta segenap turunan para penguasa Ajatappareng berpartisipasi membawa iring-iringan pangeran sepanjang Jl. Dr. Sam Ratulangi di depan gubernuran, Makassar pada tanggal 30 Desember 2011. Turut mengikuti iring-iringan tersebut, adalah ; Paduka Yang Mulia Drs. Andi Ahmad BEso Manggabarani bersama penulis dan isteri yang disertai para anakda, yakni : Sangaji Adiguna, Anugerah Pallawagau, Muh. Fahrul Jauhari, Tonra Sumange, Ikram Maulana, Zulfikar, Muh. Yusuf  dan adinda Andi Wakkang Bannatje. 

Sebagai bentuk kesungguhan dalam memaknai acara tersebut, penulis dan Petta Mado' (Paduka Drs. Andi Ahmad BEso Manggabarani) mengikutsertakan sebagian perangkat asli iring-iringan kerajaan , peninggalan Kerajaan Belawa, Gowa dan Ajattappareng (Sidenreng, Rappang, Alitta, Sawitto dan Suppa).

Keterangan Gambar :
Persiapan iring-iringan di Gedung Manunggal, Makassar.


Keterangan Gambar :
Paduka Drs. Andi Ahmad Beso Manggabarani (stelan hitam) dibawah Lellu' (Payung Bertangkai 4) khas Kerajaan Suppa sedang bersiap-siap menuju Gubernuran.

Keterangan Gambar :
Penulis dan Isteri dibawah payung kebesaran khas Tellu Latte' Sidenreng

 Keterangan Gambar :
Suasana pawai sehabis hujan rintik-rintik




 Keterangan Gambar :
 Dari kiri ke kanan (baris kedua), : Anakda Muhammad Fahrul Jauhari, Anugerah Pallawagau dan Ikram Maulana sedang memegang Pusaka Banranga Tellu Latte'E. Anakda Tonra Sumange (stelan hijau) memegang payung kebesaran.





 Keterangan Gambar :
 Paduka Andi Ahmad BEso Manggabarani (Petta Mado') dibawah Payung Lellu' kebesaran dengan  menyelipkan Pedang Pusaka Su'dang TaEng yang bertuah.




 Keterangan Gambar :
 Suasana menjelang perjalanan iring-iringan Pawai Kerajaan yang menegangkan bagi para anakda.




 Keterangan Gambar :
Pawai iring-iringan Kerajaan, rindu serpihan-serpihan masa lalu..






 Keterangan Gambar :
Menjunjung nilai kearifan dibawah payung mulia..





 Keterangan Gambar :
Menguatkan silaturrahmi dibawah Lellu' Alebbireng..





 Keterangan Gambar :
Suasana hikmad dalam menampilkan permainan rakyat dihadapan Gubernur..





 Keterangan Gambar :

Aksi pertunjukan pertarungan Pencak Silat "SENDENG" yang indah, perpaduan antara olah ketangkasan ksatria dan keindahan seni gerak tubuh. Bahwa Seni Beladiri "SENDENG" adalah Pencak Silat khas Bugis yang pada jaman dulu sering dipertunjukkan di Istana, sehingga disebut sebagai "CulE-CulE Saoraja". Maka kekhasannya yang mengutamakan kecepatan gerakan tangan diberengi tubuh yang meliuk-liuk tanpa tendangan, dimaksudkan sebagai sikap "santun" yang memantangkan mengangkat kaki dihadapan Raja.




 Keterangan Gambar :

Permainan Silat yang diiringi musik tradisional (gendang, kecapi dan suling) menambah riuhnya pertunjukan dihadapan tamu agung.





 Keterangan Gambar :
Gubernur Sulawesi Selatan beserta segenap jajarannya nampak hikmad menerima iring-iringan pawai Kerajaan Ajattapareng.






 Keterangan Gambar :
Berfoto bersama, para serpihan puing kejayaan Kerajaan dari masa lalu. Dari kiri ke kanan : Anakda Anugerah Pallawagau (putera ke-2 penulis), Ikram Maulana (putera ke-2 Kakanda H. Andi Pajung), Muhammad Fahrul Jauhari (putera ke-3 penulis), Tonra Sumange' (putera ke-1 Kakanda H. Andi Pajung), PENULIS, Paduka Drs, Andi BEso Manggabarani, Zulfikar AR (putera ke-3 kakanda Andi Arifin LaodjEng Alm.), Muh. Yusuf, Sangaji Adiguna (putera ke-1 penulis) dan Adinda Andi Wakkang Bannatje' (sepupu sekali penulis).






 Keterangan Gambar : 
Penulis beserta isteri.


Semoga kiranya menumbuhkan hikmah yang diridloi Allah. SWT. Mabbulo Sibatangko mennang, malii siparappe', malilu sipakainge', marebba sipatokkong..

Wallahualam Bissawwab.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar