MUHIBAH dan PENGABDIAN
Keterangan Gambar :
Paduka Drs. Andi Ahmad Beso berdiri pada tangga depan Saoraja.
Menapak serta menyentuh kediaman mendiang Andi Abdullah Bau MassEpE Datu Suppa Lolo menerbitkan haru serta kekaguman yang tiada habisnya. Membayangkan kehidupan kesehariannya sebagai seorang Raja Hartawan pada jamannya, namun kerendahan hati dan jiwa patriotnya memintanya untuk mengorbankan segenap harta, keluarga dan jiwa raganya sendiri.
Kerendahan hatinya tercermin dari bentuk Saorajanya yang amat bersahaja. Tangganya hanyalah merupakan tangga biasa, bukannya "AddEnEng Sapana" (Tangga Istana) yang memiliki 3 induk tangga (Tellu Indo' AddenEng) sebagaimana biasanya Saoraja yang sesungguhnya. Wuwungannya hanyalah sebatang kayu tonggak, bukannya "Mattanru'" sebagaimana halnya Salassa. Bahkan teras dan bangunan dapurnya tidaklah diberi wuwungan tersendiri, padahal Saoraja yang bagaimana lagi yang tidak pantas dihuni seorang "Datu Suppa" yang merupakan "Ana' Pada" (putera sederajat) serta "Ana' Mattola" (Putera Mahkota) Raja Bone dan Raja Gowa sendiri ?
Keterangan Gambar :
Keterangan Gambar :
Berdiri di depan dari kiri ke kanan : Andi PangEran Petta Rani Arung Bulo-Bulo (Ex. Gubernur Sulawesi, Putera Andi Mappanyukki ArumponE), Andi Soji KaraEng KanjEnnE Datu Suppa (Menantu Andi Mappanyukki ArumponE, Permaisuri Andi Abdullah Bau MassEpE Datu Suppa Lolo), Andi Mappanyukki Sultan Ibrahim Mangkau ri BonE, Ir. Soekarno (Presiden RI), ......., I Padjongan DaEng NgallE KaraEng PolombangkEng dan Andi Sultan DaEng Raja KaraEng Gantarang (?).
Sungguh benarlah kata orang bijak dari masa lalu, bahwa keagungan seorang Raja bukannya terletak pada rumah hunian serta pusaka yang dimilikinya, melainkan pada kepribadian dan prilakunyanya yang mulia. Baginda Andi Abdullah Bau MassEpE Datu Suppa Lolo adalah seorang "Pejuang Besar" yang dianugerahi "Pahlawan Nasional Republik Indonesia". Seorang patriot gagah perkasa yang pantang menyerah sehingga lebih memilih mati tersiksa daripada mengucap "Ampun" dihadapan Wensterlin , Perwira NICA yang haus darah itu. .
Sebaliknya, jalan-jalanlah ke Belawa. Rumah model Saoraja dan Salassa kini berdiri teguh dimana-mana. Namun jangan tanya dari mana asal muasalnya..
Wallahualam Bissawab..
Pada tanggal 22 Oktober 2011, penulis beserta Paduka Drs. ANDI AHMAD BESO MANGGABARANI melakukan kunjungan ke Saoraja Bau Massepe Datu Suppa Lolo yang terletak di Jl. Andi Makkasau No. 69 Kota Parepare. "..TabE', tania upomabusung makkalEjja ri Saoraja Alebbirengna Datu Wija SengrimaE, gEssa-gEssai arajang malebbina nasaba' pappakalebbi enrengngE nia' mappEdEceng..", demikian bisik nuraniku ketika menginjakkan kaki di tangga serta memasuki ruang penyimpanan salahsatu "Arajang" (pusaka) Kerajaan Suppa didalamnya.
Penulis mendapati Tombak Pusaka Kerajaan Suppa yang terikat pada tiang Sokoguru (Posi Bola) Saoraja sudah menghitam penuh debu. Kiranya tidak kurang dari 30 tahunan, pusaka tersebut tidak dibersihkan. Pada bilah besinya sudah penuh karat, maka dengan khidmat penulis memohon ijin untuk membersihkannya sekuat daya kemampuan yang ada. Pada tulisan inilah kuhaturkan sebuah catatan dan foto-foto perkhidmatan, kiranya kelak turunanku dapat mengetahui serta mendapat kucuran hikmah keikhlasannya.
............................................................................................................................
Paduka Drs. Andi Ahmad Beso berdiri pada tangga depan Saoraja.
Keterangan Gambar :
Teras depan Istana seorang Raja Besar yang amat sederhana, pertanda kerendahan hati.
Keterangan Gambar :
Balairung dan Tamping Saoraja
Keterangan Gambar :
Paduka Drs. Andi Ahmad Beso Manggabarani di balairung utama
Keterangan Gambar :
Penulis dengan latar belakang Foto Datu Suppa dan Permaisuri (Datu KanjEnnE')
Keterangan Gambar :
Tombak Pusaka Kerajaan Suppa yang terikat di tiang Sokoguru (Posi Saoraja)
Keterangan Gambar :
Teras depan Istana seorang Raja Besar yang amat sederhana, pertanda kerendahan hati.
Keterangan Gambar :
Balairung dan Tamping Saoraja
Keterangan Gambar :
Paduka Drs. Andi Ahmad Beso Manggabarani di balairung utama
Keterangan Gambar :
Penulis dengan latar belakang Foto Datu Suppa dan Permaisuri (Datu KanjEnnE')
Keterangan Gambar :
Tombak Pusaka Kerajaan Suppa yang terikat di tiang Sokoguru (Posi Saoraja)
Keterangan Gambar :
Paduka Drs. Andi Ahmad Beso Manggabarani dan pusaka leluhur
Keterangan Gambar :
Menggenggam dan mencoba merasakan kearifan dari masa lalu
Kerendahan hatinya tercermin dari bentuk Saorajanya yang amat bersahaja. Tangganya hanyalah merupakan tangga biasa, bukannya "AddEnEng Sapana" (Tangga Istana) yang memiliki 3 induk tangga (Tellu Indo' AddenEng) sebagaimana biasanya Saoraja yang sesungguhnya. Wuwungannya hanyalah sebatang kayu tonggak, bukannya "Mattanru'" sebagaimana halnya Salassa. Bahkan teras dan bangunan dapurnya tidaklah diberi wuwungan tersendiri, padahal Saoraja yang bagaimana lagi yang tidak pantas dihuni seorang "Datu Suppa" yang merupakan "Ana' Pada" (putera sederajat) serta "Ana' Mattola" (Putera Mahkota) Raja Bone dan Raja Gowa sendiri ?
Keterangan Gambar :
Suami Isteri Patriot Bangsa. Andi Abdullah Bau MassEpE Datu Suppa Lolo dan Andi Soji KaraEng KanjEnnE Datu Suppa
Keterangan Gambar :
Berdiri di depan dari kiri ke kanan : Andi PangEran Petta Rani Arung Bulo-Bulo (Ex. Gubernur Sulawesi, Putera Andi Mappanyukki ArumponE), Andi Soji KaraEng KanjEnnE Datu Suppa (Menantu Andi Mappanyukki ArumponE, Permaisuri Andi Abdullah Bau MassEpE Datu Suppa Lolo), Andi Mappanyukki Sultan Ibrahim Mangkau ri BonE, Ir. Soekarno (Presiden RI), ......., I Padjongan DaEng NgallE KaraEng PolombangkEng dan Andi Sultan DaEng Raja KaraEng Gantarang (?).
Sungguh benarlah kata orang bijak dari masa lalu, bahwa keagungan seorang Raja bukannya terletak pada rumah hunian serta pusaka yang dimilikinya, melainkan pada kepribadian dan prilakunyanya yang mulia. Baginda Andi Abdullah Bau MassEpE Datu Suppa Lolo adalah seorang "Pejuang Besar" yang dianugerahi "Pahlawan Nasional Republik Indonesia". Seorang patriot gagah perkasa yang pantang menyerah sehingga lebih memilih mati tersiksa daripada mengucap "Ampun" dihadapan Wensterlin , Perwira NICA yang haus darah itu. .
Sebaliknya, jalan-jalanlah ke Belawa. Rumah model Saoraja dan Salassa kini berdiri teguh dimana-mana. Namun jangan tanya dari mana asal muasalnya..
Wallahualam Bissawab..