Aku tidak MENULIS sejarah..tapi kusedang MENGKAJI sejarah..agar kudapat MENGUKIR sejarahku sendiri..

Senin, 25 April 2011

Ininnawa

ORANG TERHORMAT

"Malempuu gau'na, malebbi lingkajo ampE'ampEna, malamung siri'na na magetteng pessEna.." (Perbuatannya senantiasa berlandaskan kejujuran, Kelakuannya senantiasa mulia sejati, memiliki harkat diri yang teramat dalam dan nurani kemanusiaannya yang sangat peka..)..
................................................................................................

Gambaran ideal tentang sebuah keperibadian.. Namun apakah itu adalah "Orang Terhormat" ?. Lebih dari itu, ia adalah seorang mulia sejati yang digambarkan dalam khazanah Bugis sebagai : Malebbi Lingkajo.

Menggambarkan pribadi mulia agaknya terlalu muluk-muluk. Namun kerapkali pada pengalaman hidup kita, didapati seorang yang teramat dihormati.. Sekiranya aku ditanya, yang bagaimanakah dimaksud orang terhormat itu ?

Menurutku, ia adalah seorang yang tidak segan-segan menundukkan kepalanya terhadap siapapun dihadapannya. Kepalanya penuh dengan kearifan sehingga senantiasa "mudah" menunduk takzim terhadap siapapun. IA MEMILIKI BANYAK KEHORMATAN sehingga IAPUN TIDAK TAKUT BANGKRUT dengan menebarkan RASA HORMATnya terhadap orang-orang sekelilingnya dengan ikhlas.

Kepalanya sarat hikmah ILMU PENGETAHUAN, maka ia senantiasa mudah menunduk dihadapan orang tanpa mencederai harga dirinya sendiri. "dE'to na tappa bueng uluE, narEkko ipacuku'i nasaba' mappakalebbii lao ripadatta rupa tau.." (kepala ini takkan langsung lepas dan jatuh, sekiranya ditundukkan atas nama penghormatan terhadap sesama manusia), kira-kira demikian dalam pikirannya. Maka buah daripada Ilmu yang bermamfaat adalah : Tawadlu.

Jiwanya luas seakan tak bertepi, maka ia adalah ibarat pemilik hikmah JIWA BESAR. Sekarung batu yang dilemparkan pada permukaan jiwanya tidaklah dapat menyebabkan gelombang yang menggoyahkan penjuru hatinya. Maka ia pula adalah PEMBERANI yang memiliki ciri-ciri sebagaimana digambarkan petuah Lontara, bahwa : "tanra-tanranna TowaraniE, iyanaritu : dE' natassEleng duppai karEba.." (adalah pertanda bagi pemberani, adalah : Tidak panik menghadapi segala hal ihwal kehidupan..". Jiwa besar yang membiaskan keberanian itu, tiada lain didapatkannya berkat anugerah Allah SWT terhadap hamba-Nya yang senantiasa berserah diri hanya kepada-Nya semata.

Wallahualam Bissawwab..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar